CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 31 Oktober 2009

Tugas Pak Moko


Microphone Nirkabel

Wirelless microphone atau Microphone Nirkabel : Microphone nirkabel yakni microphone yang koneksinya tidak menggunakan kabel. Mentransmisikan sinyalnya menggunakan pemancar radio FM kecil yang terhubung kepada receivernya dalam satu sound system.

Senin, 12 Oktober 2009

MENATA SUARA DI STUDIO TV

KOMPETENSI DASAR :

  1. Mengidentifikasi berbagai jenis dan kualitas suara.
  2. Mengidentifikasi karakter mikropon.
  3. Menggunakan mikropon nirkabel.
  4. Membandingkan kualitas suara Stereo, Sorround dan Quadraphonic.
  5. Mengidentifikasi teknologi digital audio untuk TV.
  6. Mengoperasikan Audio Boards, Mixers dan Consoles.

Sabtu, 10 Oktober 2009

Tugas Pak Moko


PERBEDAAN ANTARA OMNIDIRECTIONAL MICS, BIDIRECTIONAL MICS, UNIDIRECTIONAL MICS

1. Omnidirectional

         Sebuah Omnidirectional (atau nondirectional) respons mikrofon umumnya dianggap bola sempurna dalam tiga dimensi. Dalam dunia nyata, hal ini tidak terjadi.Seperti arah mikrofon, kutub pola untuk sebuah "Omnidirectional" mikrofon adalah fungsi dari frekuensi. Tubuh mikrofon tidak tak terbatas dan kecil, sebagai akibatnya, ia cenderung mendapatkan dengan caranya sendiri terhadap suara yang datang dari belakang, menyebabkan sedikit merata dari respons kutub. Merata ini meningkat sejalan dengan diameter mikrofon (dengan asumsi itu silinder) mencapai panjang gelombang frekuensi yang bersangkutan. Oleh karena itu, diameter terkecil mikrofon akan memberikan yang terbaik karakteristik Omnidirectional pada frekuensi tinggi.

   Panjang gelombang suara pada 10 kHz sedikit lebih dari satu inci (3,4 cm) sehingga pengukuran terkecil mikrofon sering 1 / 4 "(6 mm) diameter, yang secara praktis menghilangkan directionality bahkan sampai frekuensi tertinggi. Omnidirectional mikrofon, tidak seperti cardioids , jangan menggunakan rongga resonan sebagai keterlambatan, dan sehingga dapat dianggap sebagai "murni" mikrofon dalam hal warna rendah; mereka menambahkan sedikit sekali suara asli. Karena tekanan-sensitif mereka juga bisa sangat datar memiliki respons frekuensi rendah ke bawah sampai 20 Hz atau di bawah. Pressure-mikrofon sensitif juga menanggapi apalagi suara angin dari arah (kecepatan sensitif) mikrofon.

2. BIDIRECTIONAL MICS







Mikrofon bidirectional. Tipe ketiga mikrofon pola polaritas adalah dua arah (juga dikenal sebagai Gambar 8). Sebuah bidirectional mic akan mengambil suara dari kedua bagian depan dan belakang, tetapi bukan dari sepanjang jalan sekitar. Mereka tidak mengambil suara dari sisi-sisi baik sama sekali. Mics bidirectional sering digunakan untuk memainkan instrumen miking dua bagian secara bersamaan, misalnya bagian tanduk. Ketika seorang bidirectional mic ditempatkan di antara dua tanduk pemain dengan mic sisi tegak lurus terhadap para pemain, itu akan mengambil suara dari tanduk dan sangat sedikit lain. Bidirectional mics dibuat dalam tiga jenis mikrofon: dinamis, kondensor, dan pita.

3. UNDIRECTIONAL MICS

     Sebuah mikrofon searah sensitif terhadap suara dari satu arah. Diagram di atas menggambarkan beberapa pola-pola ini. Mikrofon menghadap ke atas di masing-masing diagram. Intensitas suara frekuensi tertentu diplot untuk sudut-sudut radial 0-360 °. (Professional diagram menunjukkan sisik ini dan menyertakan beberapa plot pada frekuensi yang berbeda. The diagram yang diberikan di sini hanya memberikan gambaran mengenai pola khas bentuk, dan nama-nama mereka.)









JENIS-JENIS MICROPHONE


CONTACT MIC


Benda ini pada dasarnya adalah sebuah microphone. Tapi, berbeda dengan fungsi microphone yang biasa digunakan untuk menyanyi, yang satu ini mampu menyadap suara di level yang lebih ringkih. Contact Mic ini dirancang untuk mampu menembus gelombang suara redam yang secara virtual sanggup menangkap gelombang suara di bawah permukaan solid tertentu. Dengan begitu, microphone ini dapat pula digunakan sebagai alat pendeteksi bom.Benda ini dibuat terpadu dengan contact element, dan memiliki automatic gain control internal sehingga tidak lagi memerlukan tombol-tombol penyesuaian. Contact Mic didisain untuk mengkonversi menit getaran-getaran ke gelombang suara dan kemudian dapat diterjermahkan ke dalam band audio yang bisa didengarkan melalui headphone atau alat penerima suara lainnya. Dengan begitu, benda ini bisa memberi informasi mengenai apa yang janggal sedang terjadi.Untuk negara-negara yang rawan bom (dan gempa), alat ini bisa jadi sangat bermanfaat. Tentu akan lebih banyak dibutuhkan untuk keperluan korporasi dan di lembaga-lembaga pengamanan atau penelitian, meski tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk kebutuhan personal. Yah, siapa tahu ada yang penasaran ingin tahu apakah tetangga misterius yang tinggal di sebelah rumahnya adalah seorang teroris.

SHOUTGUN MIC











Michrophone ini bentuknya ramping dan panjang mirip seperti laras senapan karakteristiknya yang sering didapati Condercer Microphune. Sifatnya mempertajam suara jadi suara lemah dan jauh akan ditangkap oleh microphone ini oleh karena itu dengan shotgun mic tidak perlu mendekat pada sasaran obyek karena daya tangkap mic. Shotgun directional lurus (satu arah).

HANDHELD MIC



Microphone ini cara perekamanya sama dengan mic yang lain na
mun handheld mic dirancang lebih besar. Ukuran mic ini sebesar genggaman tangan dan dipergunakan untuk keperluan lapangan pada saat peliputan interview. Hendheld mic karakteristiknya Dynamic michrophone sifatnya meredam suara desis.suara yang tajam untuk mengurangi gangguan suara utama yang direkam,jadi bukan menghilangkan suara-suara bising.



PERSONAL MICROPHONE


Lavalier mic/personal mic/clip-on mic adalah perekam suara yang bentuknya kecil dan penjepit dipergunakan umumnya untuk wawancara dalam studio.lavalier itu “clip mic”,mic bias yang memiliki karakteristik omni,di negara Eropa populer dengan sebutan “Lapel”. Di sebut Lapel karena biasa dijepit di kerah baju,jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 sampai 8 inci dibawah dagu sekitar 25cm – 30 cm.

Kamis, 24 Juli 2008

PROSES ALIR KERJA PEMANCAR TV

TELEVISI


Istilah "television" merupakan gabungan dari dua kata, "tele" dan "vision". Dalam bahasa Yunani "tele" artinya jauh (far) dan "vision" artinya melihat (to see). Jadi "television" dapat diartikan "melihat dari jauh" (seeing from a distance). Dalam bahasa teknologi informasi, television sel
anjutnya kita sebut televisi - artinya "sistem pengiriman/ penerimaaan gambar bergerak". Dalam televisi, seperti halnya radio sinyal gambar (video) dipancarkan ke udara dalam bentuk gelombang elektromagnet (Gb 1). Namun demikian ada perbedaan mendasar antara televisi dengan radio. Dalam sistem radio getaran bunyi / suara diubah ke dalam bentuk signal-signal listrik dan pada penerima diubah ke dalam bentuk gerakan mekanis oleh loudspeaker sehingga dapat didengar.

Pada sistem televisi terang gelapnya gambar diuabah ke dalam bentuk signal-signal listrik dan pada penerima diubah dke dalam bentuk berkas cahaya sehingga dapat dilihat.

Sistem pengiriman/ penerimaan

Pada sistem radio kita hanya berurusan dengan satu sinyal yaitu sinyal audio berupa percakapan, musik dan bunyi-bunyi lainnya. Sedangkan pada sistem televisi situasinya lebih "rumit". Untuk memancarkan sinyal gambar (video) dan sinyal suara (audio) dalam waktu bersamaan (synchronize) dibutuhkan sejumlah sinyal terpisah.

Diagram sistem televisi secara sederhana tampak pada Gb 2. Gambar (image) ditangkap oleh camera dan diubah ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik mengikuti terang-gelapnya gambar. Informasi gambar yang telah diubah tadi selanjutnya dipancarkan.

Pada penerima sinyal gambar diperkuat dan disinkronkan sehingga reproduksi gambar aslinya dapat diproyeksikan dan dilihat pada layar tabung gambar (CRT).

Pada gambar, seksi suara (audio) tidak disertakan untuk penyederhanaan

Scanning (Penyapuan)

Dalam sistem televisi gambar ditransmisikan dengan metoda scanning sebagai berikut. Di dalam camera gambar difokuskan pada suatu bidang peka chaya. Bayangan gambar ini mengakibatkan timbulnya muatan listrik sesuai terang-gelapnya gambar. Pola muatan listrik ini discan oleh suatu berkas elektron yang bergerak horisontal dan vertikal dalam frekuensi tertentu oleh sinc generator (Gb.2). Indonesia menggunakan standar frekuensi horisontal 15750 sapuan (lines) /detik, frekuensi vertikal 50 gambar (frames)/detik.

Ketika berkas elektron menscan bagian terang gambar sejumlah arus listrik mengalir melalui output camera. Ketika berkas elektron menscan bagian gambar yang kurang terang, hanya sedikit arus listrik yang timbul. Dan ketika berkas elektron menscan bagian gelap gambar, tidak ada arus listrik yang mengalir (Gb.3).


Gambar televisi (television picture)

Pada dasarnya televisi adalah suatu sistem reproduksi gambar diam (still picture). Namun gambar-gambar itu disajikan secara cepat dan berurut (sequential) maka gambar itu seolah hidup. Jadi televisi adalah ilusi.


Suatu gambar, apakah gambar dari koran, majalah, buku dsb. Jika diperbesar (dimensi-nya) akan tampak seperti sekumpulan titik-titik (dots). Semakin diperbesar semakin lebar jarak antar titik satu dengan lainnya. Dalam sistem televisi titik-titik itu, setelah diubah dalam bentuk sinyal-sinyal listrik, dipancarkan sat per satu sampai selesai satu gambar. Gambar berikutnya dipancarkan dengan cara yang sama. Pada penerima titik-titik itu disusun kembali seperti gambar aslinya.

Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa semakin besar ukuran layar televisi semakin menurun ketajamannya.

Proses pewarnaan

Camera televisi berwarna mempunyai tiga tabung (tube) masing-masing untuk warna merah, hijau dan biru. Begitu pula layar tabung warna mempunyai ribuan phospor warna merah, hijau dan biru untuk mereproduksi warna merah, hijau, biru dan warna-warna lain hasil kombinasi ketiga warna tadi. Hasilnya kita dapat melihat gambar berwarna yang sama seperti yang ditangkap oleh camera.





Pad
a tabung gambar terdapat tiga penembak elektron masing-masing untuk phospor merah, hijau dan biru. Jika elektron yang ditembakkan menumbuk phospor bersangkutan maka phospor itu akan be rpendar (bercahaya). Untuk menjamin tiap penembak hanya menembak pada satu phospor warna maka sebelum layar dipasang kisi berlubang. Dengan penyetelan yang benar maka penembak merah hanya menembak warnanya masing-masing.


Penerima TV berwarna (color receiver)

Gambar di samping menunjukkan blok diagram pesawat penerima televisi berwana (color receiver). Kotak-kotak abu-abu adalah diagram penerima televisi monocrome / hitam-putih. Sedangkan kotak-kotak putih adalah circuit pewarna. Oleh sebab itu ada yang menamai tv berwarna dengan "televisi yang diwarnai" karena circuit utamanya adalah hitam-putih. Circuit pewarna hanya bekerja/aktif jika ada sinyal warna yang dikirim dari pemancar televisi. Tanpa ada informasi warna gambar yang muncul berupa hitam-putih /monocrome.

Dengan memahami blok diagram ini maka kita dapat melokalisir kerusakan yang terjadi. Misalnya jika gangguan terjadi pada susunan warna maka kerusakan terjadi pada circuit pewarna. Apabila gangguan terjadi pada bentuk atau susunan gambar maka kerusakan terjadi pada circuit hitam-putih.

Antena

Secara sederhana antena adalah seutas kawat atau konduktor yang dapat menyerap listrik induksi dari gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari stasiun televisi. Untuk memperoleh sinyal yang kuat diperlukan antena yang tepat. Namun kita tidak perlu menghitung-hitung berapa panjang antena yang tepat sebab mudah diperoleh di pasaran dengan harga bervariasi sesuai kwalitas antena bersangakutan.

Pesawat penerima televisi membutuhkan antena yang baik agar reproduksi gambar yang dihasilkan jelas, bersih tanpa bintik-bintik maupun bayangan (ghost) . Selain itu cara menempatkan antena juga berpengaruh terhadap kwalitas penerimaaan. Dalam praktik tempatkan antena setinggi mungkin jika jarak antara stasiun TV dengan pesawat penerima relatif jauh, misalnya stasiun TV berada di Jakarta sedang pesawat penerima berada di Sukabumi.

Bayangan gambar (ghosts)

Sepertti halnya gelombang bunyi, gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari stasiun TV juga bersifat dapat dipantulkan benda-benda padat seperti logam, batu, tembok, batang pohon dan jenis benda padat lainnya. Bila pesawat penerima TV berada di lingkungan gedung-gedung tinggi maka gelombang TV yang dipantulkan oleh tembok-tembok gedung itu akan diterima pula oleh pesawat penerima TV itu disamping gelombang aslinya.

Antena TV di rumah menerima dua sinyal masing-masing siny al asl i AC dan s inyal pantul ABC. Karena sinyal pantul ABC lebih panjang dari sinyal asli maka sinyal pantul data ng setelah sinyal asli. Akibatnya gambar yang terlihat pada layar TV menjad i berbayang

(ghosts). Biasanya berada di sebelah kanan gambar asli. Untuk menghilangkan gangguan itu putar-putarlah antena sampai bayangannya hilang.

Tata letak televisi (placement)

Kenyamanan menonton tayangan televisi sudah barang tentu tergantung pada banyak hal seperti kualitas TV itu sendiri, ukurannya, dan cara meletakkannya di dalam rumah. Cara meletakkan TV di dalam rumah juga dipengaruhi beberapa faktor seperti ukuran kamar/ruang, susunan lampu penerangan, fasilitas anterna.

Di bawah ini ada beberapa pedoman :

  • Hindari layar televisi dari cahaya langsung seperti cahaya matahari dari jendela
  • Hindari menonton televisi dalam ruang temaram.
  • Hindari menonton televisi pada jarak yang terlalu dekat. Jarak aman sekitar 7 x ukuran layar.
  • Untuk ukuran kamar 3 x 3 M televisi 14 inc sudah cukup

Pedoman di atas selain untuk kenyamanan juga untuk menghindari akibat buruk
pengaruh radiasi yang dikeluarkan oleh tabung gambar.

Merk (brand)

Sejak ditemukannya sampai hari ini teknologi TV terus berkembang dari tahun ke tahun. Para produsen berlomba melakukan berbagai inovasi untuk masing-masing produknya bagi kepuasan konsumen. Namun secara umum inovasi yang diterapkan tidak jauh berbeda antara satu merk dengan merk lainnya karena hukum dagang tetap berlaku, artinya barang bagus duitnyapun "bagus". Jadi sesuaikan selera dengan isi kantong.

Ada banyak merk televisi yang sudah begitu familiar bagi konsumen Indonesia, namun tak sedikit merk-merk baru yang beredar di pasaran dengan penawaran harga yang cukup murah. "Teliti sebelum membeli" barangkali cara ampuh ketika anda menghadapi berbagai pilihan. Untuk merk baru misalnya, yakini jaminan purna jualnya ( aftersales) benar-benar "terjamin" bukan sekedar trik , sehingga ketika tv anda rusak anda tahu kemana anda harus mengadu.


Dikutip dari: e-dukasi.net

STANDAR TV DUNIA DAN HDTV

Dikutip dari : www.fedu.euc.ac.jp

HDTV adalah suatu media komunikasi yang baru dan teknologinyapun masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal dekade ini. Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI -nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor yang harus diperhitungkan.
Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini akan menjadi standar televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasardunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telahdan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehinggabisa menguasai pasar dunia (posisi strategis).
Karena itu maka sekarang telah bermunculan berbagai standar,yang satu sama lainnya saling berbeda. Yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana sebaiknya bagi negara berkembang ?
Sebelumnya marilah kita simak pengertian dasar dari HDTV dan prasarat idealnya lainnya

Apa itu HDTV?

HDTV dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar (resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35-mm) dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk). Dalam hal ini teknologi pemrosesan sinyal dijital dan displai memberikan peran yang sangat penting. Diharapkan juga bahwa nantinya bisa melayani multi-bahasa dan multi media.
Karena HDTV merupakan sistem komunikasi, maka seperti juga sistem komunikasi konvensional, untuk penyelenggaraannya memerlukan beberapa komponen dasar seperti pusat produksi (studio), pemroses/penyimpan. sistem transmisi dan pesawat penerima.

Sistem Siaran Ideal

Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria antara lain sebagai berikut :
- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara)
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media)
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan)

Kompetisi Standar

Disamping aspek pasar yang menggiurkan, dalam sistem penyele-nggaran HDTV yang global mempunyai dampak yang luas pada bidang budaya, sosial politik sampai pada pertahanan. Karena itu negara-negara maju telah berlomba agar sistem yang mereka kembangkan itu nantinya dapat dipakai sebagai standar dunia (global). Standar yang telah masuk dalam agenda rapat CCIR( badan inter-nasional yang menangani standarisasi sistem penyiaran), baru dua yaitu MUSE (Jepang) dan HD-MAC (Eropa). Sementara itu Amerika Serikatyang diatur oleh FCC (Komisi Komunikasi) sedang ditegangkan untuk memutuskan satu standar dari masing-masing team (konsorsium) yang sedang berkompetisi.
Karena kepentingan masing-masing negara yang berbeda-beda apakah CCIR bisa memutuskan pemakain standar yang tunggal ? Pengalaman dari sistem TV konvensional yaitu adanya PAL/SECAM di Eropa & ASEAN, NTSC di Amerika dan Jepang, rasanya sulit CCIR untuk bisa memutuskan pemakaian tunggal sistem penyiaran HDTV ini.
Disamping itu juga ada badan standarisasi dibawah ISO yaitu MPEG (Kompas 25 April 1993, penulis yang sama) yang menangani standarisasi pengkodean dan pemampatan sinyal gambar bergerak. Untuk sinyal gambar dengan ketajaman tinggi (HDTV), sampai saat ini belum ada kesepakatan dan direncanakan diselesaikan pada tahun 1995.

Pertanyaan berikutnya lalu standar mana yang harus dipakai ? MUSE, HD-MAC atau ADTV-nya Amerika.

Untuk menjawab pertanyaan ini dan sekaligus menyelesaikan persoalan-persoalan idealisai sistem penyiaran diatas kiranya diperlukan strategi dan pentahapan yang terpadu. Karena teknologi HDTV tidak semata-mata teknologi televisi saja, maka demi keterpaduan sebaiknya di dalam pengkajian , maupun pengembangannya dilakukan oleh beberapainstansi dan industri yang terkait, seperti Telekomunikasi (TELKOM), Perguruan Tinggi,Pengkajian Teknologi (BPPT,LIPI), Industri elektronika(INTI, LEN,National, Elektrindo) , Kementrian Industri dan Perdagangan (Indag), dsb-nya.
Sebagai contoh keterpaduan yang dilakukan di Jepang untuk pengembangan industri televisi yang dimulai dekade 50. Dengan dimotori oleh Pusat Riset dan Pengembangan NHK, Jepang memaksa industri-industri dalam negeri (SONY, Matsuhita, dll) untuk bisa memproduksi Televisi dan komponen terkait dengan orientasi mula pasar dalam negeri.
Dengan dilaksanakan siaran secara langsung melalui media televisi upacara pernikahan kaisar (emperor) Akihito pada tahun 1959, meledaklah industri televisi di Jepang .
Akhirnya seperti kita ketahui dengan baik bahwa Jepang telah bisa merajai teknologi televisi dan pasar dunia , bahkan telah berhasil menayangkan program HDTV 8 jam sehari (mulai 25 Nopember 1991)

PROSES KERJA PESAWAT TV

Bagaimanakah Televisi Bekerja?

Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera.

Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.

PRINSIP KERJA TELEVISI

Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.

Selain gambar, juga membawa suara ?

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).

Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.

Saluran dan Standar Pemancar Televisi

Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.

  1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
  2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
  3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.

Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.


JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI

Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:

  1. NTSC (National Television System Committee)
  2. PAL (Phases Alternating Line)
  3. SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
  4. PALB

NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

Sistem Televisi Dasar di Dunia

SEJARAH PENEMUAN TEKNOLOGI TV

Sejarah Televisi





Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)

Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)




Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk

Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.





TV ELEKTRONIK

Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.


TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.




TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.

Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.

Dikutip dari : http://misteridigital.wordpress.com