CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Kamis, 24 Juli 2008

PROSES ALIR KERJA PEMANCAR TV

TELEVISI


Istilah "television" merupakan gabungan dari dua kata, "tele" dan "vision". Dalam bahasa Yunani "tele" artinya jauh (far) dan "vision" artinya melihat (to see). Jadi "television" dapat diartikan "melihat dari jauh" (seeing from a distance). Dalam bahasa teknologi informasi, television sel
anjutnya kita sebut televisi - artinya "sistem pengiriman/ penerimaaan gambar bergerak". Dalam televisi, seperti halnya radio sinyal gambar (video) dipancarkan ke udara dalam bentuk gelombang elektromagnet (Gb 1). Namun demikian ada perbedaan mendasar antara televisi dengan radio. Dalam sistem radio getaran bunyi / suara diubah ke dalam bentuk signal-signal listrik dan pada penerima diubah ke dalam bentuk gerakan mekanis oleh loudspeaker sehingga dapat didengar.

Pada sistem televisi terang gelapnya gambar diuabah ke dalam bentuk signal-signal listrik dan pada penerima diubah dke dalam bentuk berkas cahaya sehingga dapat dilihat.

Sistem pengiriman/ penerimaan

Pada sistem radio kita hanya berurusan dengan satu sinyal yaitu sinyal audio berupa percakapan, musik dan bunyi-bunyi lainnya. Sedangkan pada sistem televisi situasinya lebih "rumit". Untuk memancarkan sinyal gambar (video) dan sinyal suara (audio) dalam waktu bersamaan (synchronize) dibutuhkan sejumlah sinyal terpisah.

Diagram sistem televisi secara sederhana tampak pada Gb 2. Gambar (image) ditangkap oleh camera dan diubah ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik mengikuti terang-gelapnya gambar. Informasi gambar yang telah diubah tadi selanjutnya dipancarkan.

Pada penerima sinyal gambar diperkuat dan disinkronkan sehingga reproduksi gambar aslinya dapat diproyeksikan dan dilihat pada layar tabung gambar (CRT).

Pada gambar, seksi suara (audio) tidak disertakan untuk penyederhanaan

Scanning (Penyapuan)

Dalam sistem televisi gambar ditransmisikan dengan metoda scanning sebagai berikut. Di dalam camera gambar difokuskan pada suatu bidang peka chaya. Bayangan gambar ini mengakibatkan timbulnya muatan listrik sesuai terang-gelapnya gambar. Pola muatan listrik ini discan oleh suatu berkas elektron yang bergerak horisontal dan vertikal dalam frekuensi tertentu oleh sinc generator (Gb.2). Indonesia menggunakan standar frekuensi horisontal 15750 sapuan (lines) /detik, frekuensi vertikal 50 gambar (frames)/detik.

Ketika berkas elektron menscan bagian terang gambar sejumlah arus listrik mengalir melalui output camera. Ketika berkas elektron menscan bagian gambar yang kurang terang, hanya sedikit arus listrik yang timbul. Dan ketika berkas elektron menscan bagian gelap gambar, tidak ada arus listrik yang mengalir (Gb.3).


Gambar televisi (television picture)

Pada dasarnya televisi adalah suatu sistem reproduksi gambar diam (still picture). Namun gambar-gambar itu disajikan secara cepat dan berurut (sequential) maka gambar itu seolah hidup. Jadi televisi adalah ilusi.


Suatu gambar, apakah gambar dari koran, majalah, buku dsb. Jika diperbesar (dimensi-nya) akan tampak seperti sekumpulan titik-titik (dots). Semakin diperbesar semakin lebar jarak antar titik satu dengan lainnya. Dalam sistem televisi titik-titik itu, setelah diubah dalam bentuk sinyal-sinyal listrik, dipancarkan sat per satu sampai selesai satu gambar. Gambar berikutnya dipancarkan dengan cara yang sama. Pada penerima titik-titik itu disusun kembali seperti gambar aslinya.

Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa semakin besar ukuran layar televisi semakin menurun ketajamannya.

Proses pewarnaan

Camera televisi berwarna mempunyai tiga tabung (tube) masing-masing untuk warna merah, hijau dan biru. Begitu pula layar tabung warna mempunyai ribuan phospor warna merah, hijau dan biru untuk mereproduksi warna merah, hijau, biru dan warna-warna lain hasil kombinasi ketiga warna tadi. Hasilnya kita dapat melihat gambar berwarna yang sama seperti yang ditangkap oleh camera.





Pad
a tabung gambar terdapat tiga penembak elektron masing-masing untuk phospor merah, hijau dan biru. Jika elektron yang ditembakkan menumbuk phospor bersangkutan maka phospor itu akan be rpendar (bercahaya). Untuk menjamin tiap penembak hanya menembak pada satu phospor warna maka sebelum layar dipasang kisi berlubang. Dengan penyetelan yang benar maka penembak merah hanya menembak warnanya masing-masing.


Penerima TV berwarna (color receiver)

Gambar di samping menunjukkan blok diagram pesawat penerima televisi berwana (color receiver). Kotak-kotak abu-abu adalah diagram penerima televisi monocrome / hitam-putih. Sedangkan kotak-kotak putih adalah circuit pewarna. Oleh sebab itu ada yang menamai tv berwarna dengan "televisi yang diwarnai" karena circuit utamanya adalah hitam-putih. Circuit pewarna hanya bekerja/aktif jika ada sinyal warna yang dikirim dari pemancar televisi. Tanpa ada informasi warna gambar yang muncul berupa hitam-putih /monocrome.

Dengan memahami blok diagram ini maka kita dapat melokalisir kerusakan yang terjadi. Misalnya jika gangguan terjadi pada susunan warna maka kerusakan terjadi pada circuit pewarna. Apabila gangguan terjadi pada bentuk atau susunan gambar maka kerusakan terjadi pada circuit hitam-putih.

Antena

Secara sederhana antena adalah seutas kawat atau konduktor yang dapat menyerap listrik induksi dari gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari stasiun televisi. Untuk memperoleh sinyal yang kuat diperlukan antena yang tepat. Namun kita tidak perlu menghitung-hitung berapa panjang antena yang tepat sebab mudah diperoleh di pasaran dengan harga bervariasi sesuai kwalitas antena bersangakutan.

Pesawat penerima televisi membutuhkan antena yang baik agar reproduksi gambar yang dihasilkan jelas, bersih tanpa bintik-bintik maupun bayangan (ghost) . Selain itu cara menempatkan antena juga berpengaruh terhadap kwalitas penerimaaan. Dalam praktik tempatkan antena setinggi mungkin jika jarak antara stasiun TV dengan pesawat penerima relatif jauh, misalnya stasiun TV berada di Jakarta sedang pesawat penerima berada di Sukabumi.

Bayangan gambar (ghosts)

Sepertti halnya gelombang bunyi, gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari stasiun TV juga bersifat dapat dipantulkan benda-benda padat seperti logam, batu, tembok, batang pohon dan jenis benda padat lainnya. Bila pesawat penerima TV berada di lingkungan gedung-gedung tinggi maka gelombang TV yang dipantulkan oleh tembok-tembok gedung itu akan diterima pula oleh pesawat penerima TV itu disamping gelombang aslinya.

Antena TV di rumah menerima dua sinyal masing-masing siny al asl i AC dan s inyal pantul ABC. Karena sinyal pantul ABC lebih panjang dari sinyal asli maka sinyal pantul data ng setelah sinyal asli. Akibatnya gambar yang terlihat pada layar TV menjad i berbayang

(ghosts). Biasanya berada di sebelah kanan gambar asli. Untuk menghilangkan gangguan itu putar-putarlah antena sampai bayangannya hilang.

Tata letak televisi (placement)

Kenyamanan menonton tayangan televisi sudah barang tentu tergantung pada banyak hal seperti kualitas TV itu sendiri, ukurannya, dan cara meletakkannya di dalam rumah. Cara meletakkan TV di dalam rumah juga dipengaruhi beberapa faktor seperti ukuran kamar/ruang, susunan lampu penerangan, fasilitas anterna.

Di bawah ini ada beberapa pedoman :

  • Hindari layar televisi dari cahaya langsung seperti cahaya matahari dari jendela
  • Hindari menonton televisi dalam ruang temaram.
  • Hindari menonton televisi pada jarak yang terlalu dekat. Jarak aman sekitar 7 x ukuran layar.
  • Untuk ukuran kamar 3 x 3 M televisi 14 inc sudah cukup

Pedoman di atas selain untuk kenyamanan juga untuk menghindari akibat buruk
pengaruh radiasi yang dikeluarkan oleh tabung gambar.

Merk (brand)

Sejak ditemukannya sampai hari ini teknologi TV terus berkembang dari tahun ke tahun. Para produsen berlomba melakukan berbagai inovasi untuk masing-masing produknya bagi kepuasan konsumen. Namun secara umum inovasi yang diterapkan tidak jauh berbeda antara satu merk dengan merk lainnya karena hukum dagang tetap berlaku, artinya barang bagus duitnyapun "bagus". Jadi sesuaikan selera dengan isi kantong.

Ada banyak merk televisi yang sudah begitu familiar bagi konsumen Indonesia, namun tak sedikit merk-merk baru yang beredar di pasaran dengan penawaran harga yang cukup murah. "Teliti sebelum membeli" barangkali cara ampuh ketika anda menghadapi berbagai pilihan. Untuk merk baru misalnya, yakini jaminan purna jualnya ( aftersales) benar-benar "terjamin" bukan sekedar trik , sehingga ketika tv anda rusak anda tahu kemana anda harus mengadu.


Dikutip dari: e-dukasi.net

STANDAR TV DUNIA DAN HDTV

Dikutip dari : www.fedu.euc.ac.jp

HDTV adalah suatu media komunikasi yang baru dan teknologinyapun masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal dekade ini. Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI -nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor yang harus diperhitungkan.
Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini akan menjadi standar televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasardunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telahdan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehinggabisa menguasai pasar dunia (posisi strategis).
Karena itu maka sekarang telah bermunculan berbagai standar,yang satu sama lainnya saling berbeda. Yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana sebaiknya bagi negara berkembang ?
Sebelumnya marilah kita simak pengertian dasar dari HDTV dan prasarat idealnya lainnya

Apa itu HDTV?

HDTV dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar (resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35-mm) dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk). Dalam hal ini teknologi pemrosesan sinyal dijital dan displai memberikan peran yang sangat penting. Diharapkan juga bahwa nantinya bisa melayani multi-bahasa dan multi media.
Karena HDTV merupakan sistem komunikasi, maka seperti juga sistem komunikasi konvensional, untuk penyelenggaraannya memerlukan beberapa komponen dasar seperti pusat produksi (studio), pemroses/penyimpan. sistem transmisi dan pesawat penerima.

Sistem Siaran Ideal

Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria antara lain sebagai berikut :
- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara)
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media)
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan)

Kompetisi Standar

Disamping aspek pasar yang menggiurkan, dalam sistem penyele-nggaran HDTV yang global mempunyai dampak yang luas pada bidang budaya, sosial politik sampai pada pertahanan. Karena itu negara-negara maju telah berlomba agar sistem yang mereka kembangkan itu nantinya dapat dipakai sebagai standar dunia (global). Standar yang telah masuk dalam agenda rapat CCIR( badan inter-nasional yang menangani standarisasi sistem penyiaran), baru dua yaitu MUSE (Jepang) dan HD-MAC (Eropa). Sementara itu Amerika Serikatyang diatur oleh FCC (Komisi Komunikasi) sedang ditegangkan untuk memutuskan satu standar dari masing-masing team (konsorsium) yang sedang berkompetisi.
Karena kepentingan masing-masing negara yang berbeda-beda apakah CCIR bisa memutuskan pemakain standar yang tunggal ? Pengalaman dari sistem TV konvensional yaitu adanya PAL/SECAM di Eropa & ASEAN, NTSC di Amerika dan Jepang, rasanya sulit CCIR untuk bisa memutuskan pemakaian tunggal sistem penyiaran HDTV ini.
Disamping itu juga ada badan standarisasi dibawah ISO yaitu MPEG (Kompas 25 April 1993, penulis yang sama) yang menangani standarisasi pengkodean dan pemampatan sinyal gambar bergerak. Untuk sinyal gambar dengan ketajaman tinggi (HDTV), sampai saat ini belum ada kesepakatan dan direncanakan diselesaikan pada tahun 1995.

Pertanyaan berikutnya lalu standar mana yang harus dipakai ? MUSE, HD-MAC atau ADTV-nya Amerika.

Untuk menjawab pertanyaan ini dan sekaligus menyelesaikan persoalan-persoalan idealisai sistem penyiaran diatas kiranya diperlukan strategi dan pentahapan yang terpadu. Karena teknologi HDTV tidak semata-mata teknologi televisi saja, maka demi keterpaduan sebaiknya di dalam pengkajian , maupun pengembangannya dilakukan oleh beberapainstansi dan industri yang terkait, seperti Telekomunikasi (TELKOM), Perguruan Tinggi,Pengkajian Teknologi (BPPT,LIPI), Industri elektronika(INTI, LEN,National, Elektrindo) , Kementrian Industri dan Perdagangan (Indag), dsb-nya.
Sebagai contoh keterpaduan yang dilakukan di Jepang untuk pengembangan industri televisi yang dimulai dekade 50. Dengan dimotori oleh Pusat Riset dan Pengembangan NHK, Jepang memaksa industri-industri dalam negeri (SONY, Matsuhita, dll) untuk bisa memproduksi Televisi dan komponen terkait dengan orientasi mula pasar dalam negeri.
Dengan dilaksanakan siaran secara langsung melalui media televisi upacara pernikahan kaisar (emperor) Akihito pada tahun 1959, meledaklah industri televisi di Jepang .
Akhirnya seperti kita ketahui dengan baik bahwa Jepang telah bisa merajai teknologi televisi dan pasar dunia , bahkan telah berhasil menayangkan program HDTV 8 jam sehari (mulai 25 Nopember 1991)

PROSES KERJA PESAWAT TV

Bagaimanakah Televisi Bekerja?

Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera.

Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.

PRINSIP KERJA TELEVISI

Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.

Selain gambar, juga membawa suara ?

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).

Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.

Saluran dan Standar Pemancar Televisi

Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.

  1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
  2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
  3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.

Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.


JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI

Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:

  1. NTSC (National Television System Committee)
  2. PAL (Phases Alternating Line)
  3. SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
  4. PALB

NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

Sistem Televisi Dasar di Dunia

SEJARAH PENEMUAN TEKNOLOGI TV

Sejarah Televisi





Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)

Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)




Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk

Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.





TV ELEKTRONIK

Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.


TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.




TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.

Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.

Dikutip dari : http://misteridigital.wordpress.com

Rabu, 04 Juni 2008

magazin film (Tugas Bu Ari)


Magazin adalah tempat menyimpan film. Prinsipnya mengambil tugas darkroom. Film aman di dalamnya. Magazin memasok dan menyimpan film setelah dicahayai.

Minggu, 04 Mei 2008

Tugas Pak Moko

Jawab:
1. Menu yang ada dalam Kamera Panasonic MD 10000 yaitu:
BASIC – Date/time => off
D/T
Date
ADVANCE – Blank Search
Rec SPEED => LP/SP
Rec STDBY
Rec DATA
REPEAT PLAY
SETUP – 12 BIT Audio => ST1
ST2
Audio Out => Stereo
L
R
Display – On
Off
Remot – Off
VCR1
VCR2
LCD Set – Yes
No
LANGUAGE – ENGLISH ,CHINA
JEPANG, ARAB
IRAN , ESPAÑOL

2. Langkah membersihkan head Kamera Panasonic MD 10000 :
a. Sediakan kaset mini DV cleaner terlebih dahulu.
b. Masukkan kaset tersebut ke kamera yang ingin dibersihkan.
c. Terlebih dahulu direwind, setelah itu diplay.
d. Tunggu sampai selesai.
e. Setelah selesai keluarkan kaset.
f. Kamera siap digunakan kembali.

3. Zoom yang ada dalam Kamera Panasonic MD 10000 yaitu:
- 500 X digital ZOOM
- 10 X optical ZOOM

4. Ada 7 konektor yang bisa terhubung dengan Kamera Panasonic MD 10000 yaitu:
- Port DV
- Port Audio – Video: - Video
- Audio - L
- R
- Port S Video
- Port Speaker: - Input
- Output

5. Langkah memasukkan kaset Mmini DV yang benar adalah:
a. Untuk membuka tempat kaset tekan dan dorong tombol yang terdapat pada atas tempat kaset tersebut.
b. Setelah tempat kaset terbuka, masukkan kaset dengan posisi lubang kaset menghadap ke dalam dan tanda panah yang berada di kaset menghadap ke bawah (↓).
c. Setelah itu tekan push yang berada di tempat kaset, kemudian tunggu sampai tempat kaset turun dan bunyinya berhenti.
d. Tutup pintu tempat kaset yang paling luar.
e. Dengan kaset yang sudah berada di dalamnya, maka kamera siap di gunakan untuk mengambil gambar.

Jumat, 25 April 2008

Mengisi dan memelihara battery selama pembuatan film

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 1

KODE UNIT : TIK.MM02.008.01
JUDUL UNIT : Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film
DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk menangani
dan mengkoordinasikan stok film termasuk
penyimpanan, pembongkaran dan persiapan film
untuk proses di laboratorium. Unit ini juga
mencakup koordinasi tentang kekuatan batery.

ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA

01 Mengisi dan memelihara
batery selama
pembuatan film
1.1. Dipastikan bahwa sumber tenaga cukup dan
tersedia.
1.2. Alat pengisi dipastikan sesuai dengan batery
yang digunakan.
1.3. Pengisian batery dengan aman menurut
rekomendasi perusahaan.
1.4. Batery yang sudah diisi dipelihara untuk
memenuhi syarat pengambilan gambar.
1.5. Pemberian label batery menurut setatusnya.
02 Mengkoordinasikan stok
film dan peralatan yang
digunakan untuk
pembuatan film
2.1. Koordinasi dengan personil yang terkait.
2.2. Kepastian jadwal pembuatan film dan rasio
personil yang relevan.
2.3. Pemilihan stok film yang benar dan peralatan
lain untuk meyakinkan bahwa stok ada dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jadwal produksi.
2.4. Kelengkapan stok yang diperlukan dan yakinkan
adanya waktu pengambilan film.
2.5. Kepastian stok film dan nomer golongan ‘batch’
cocok dengan persyaratan.
2.6. Pencatatan dengan cermat pencampuran
kelompok dan jumlah strip.
2.7. Penyimpanan dan pengepakan stok film untuk
menghindari kerusakan dan lindungi terhadap
bahaya lingkungan.
2.8. Labelisasi kaleng film dengan cermat.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 2
2.9. Pemantauan stok mengenai tanggal
kedaluwarsanya.
2.10. Dokumentasi catatan stok dengan cermat dan
dapat dibaca.
2.11. Pelengkapan lembar laporan kamera dengan
cermat, terbaca dan sesuai dengan skedul.
2.12. Dokumentasi dan pengelompokkan stok yang
digunakan selama produksi.
2.13. Pemantauan stok dan pemberitahuan pada
personil yang relevan untuk meyakinkan bahwa
stok masih tersedia cukup selama produksi.
03 Menyimpan magazin
dengan film
3.1. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkan
bahwa magazin tahan terhadap sinar dan
masih dapat dioperasikan sebelum disimpan.
3.2. Pembersihan magazin film dan dipastikan
magazin bersih sebelum disimpan.
3.3. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahan
sinar dan bahwa pencampuran sisi film dapat
dikenali di tas atau ruang anti cahaya.
3.4. Identifikasi stok dan nomer kelompok film
dengan benar sebelum diikat dan disimpan.
3.5. Penggunaan tanda ujung selama pengambilan
gambar untuk menghindari tindakan berakibat
sia-sia.
3.6. Perhatikan sumber, baca dan pahami buku
panduan dan melakukan penjilidan bilamana
perlu.
3.7. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkan
kerugian terhadap kondisi cuaca, bahaya
lingkungan dan prosedur penanganan yang
benar.
3.8. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluan
persyaratan pembuatan film.
3.9. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dan
dilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.
3.10. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumen
cermat dan dapat dibaca.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 3
04 Memasang magazin
pada kamera
4.1. Bersihkan kamera untuk memastikan kamera
bebas debu, pasir dan benda asing lainnya dan
periksa semua fungsi dapat dioperasikan
sebelum menampilkan film.
4.2. Simpan magazin yang sudah dipasang pada
kamera yang diperlukan.
4.3. Pemasangan kamera dengan memberi perhatian
pada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungan
dan prosedur penanganan untuk menghindari
kerugian selama pengikatan.
4.4. Koordinasi terus menerus dengan personil yang
relevan dan pahami dan pastikan persyaratan
film selama pembuatan film.
05 Melepas film dari
magazin
5.1. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya.
5.2. Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untuk
penyimpanan digudang dan transportasi film
yang ditayangkan.
5.3. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film,
dengan memberi pertimbangan pada kerugian
akibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedur
penanganan yang benar untuk menghindari
kerusakan selama pengoperasian.
5.4. Penggunaan isolatip pada kaleng film dengan
aman untuk melindungi dari cahaya.
5.5. Pembersihan magazin film dan dipastikan
magazin bersih sebelum disimpan.
06 Menyiapkan dan
mengirim film sebelum
proses
6.1. Koordinasi dengan personil terkait dan pastikan
persyaratan alur waktu selama proses dan
pengembalian film.
6.2. Pencatatan kelompok film dan jumlah strip.
6.3. Penggabungan dengan jelas dan cermat laporan
dan dokumen khususnya laporan film gambar.
6.4. Pengiriman film ke lab yang masih dalam batas
tanggal untuk segera diproses.
6.5. Pemberian instruksi pemrosesan dengan jelas
pada lab untuk meyakinkan bahwa proses
dilakukan menurut batas tanggal perusahaan.
6.6. Kepastian dan pertimbangan kemampuan lab
untuk memenuhi batas tanggal jadwal produksi.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 4
6.7. Informasi kepada personil yang relevan tentang
harapan terhadap film yang diproses sesuai
dengan urutan waktu.

BATASAN VARIABEL
1. Lingkungan dimana multi kamera televisi digunakan meliputi:
1.1. Pada lokasi - interior
1.2. Pada lokasi - eksterior
1.3. Pada siang hari
1.4. Pada malam hari
2. Pengambilan gambar meliputi:
2.1. Penggunaan kamera tunggal
2.2. Penggunaan kamera multi
3. Jenis - jenis produksi meliputi:
3.1. Feature film
3.2. Dokumentasi
3.3. Film pendek
3.4. Produksi beranimasi
3.5. Iklan
3.6. Peristiwa atau kemampuan yang difilmkan
4. Jenis-jenis film meliputi:
4.1. Warna
4.2. Stok film
4.3. Hitam putih
4.4. Stok mundur
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 5
5. Persyaratan penyimpanan meliputi:
5.1. Ruang Gelap
5.2. Tas Pengganti
6. Dokumentasi meliputi:
6.1. Permintaan stok
6.2. Laporan stok
6.3. Laporan Kesalahan
6.4. Label kaleng film
6.5. Label magazin film
6.6. Instruksi proses lab
6.7. Jadwal produksi
6.8. Laporan klise gambar
7. Laporan dapat :
7.1. Dibuat dengan komputer
7.2. Ditulis tangan
8. Pengetesan kamera meliputi :
8.1. Pengecekan panjang tempat ukuran
8.2. Jalur film dan akurasi pengikatan
8.3. Pelurusan ikatan
8.4. Perputaran lambat dan perputaran cepat
9. Personel yang terkait meliputi:
9.1. Supervisor
9.2. Kepala bagian
9.3. Pengarah fotografi
9.4. Sutradara
9.5. Operator kamera
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 6
9.6. Penarik fokus
9.7. Pengarah teknik
9.8. Staf teknik lain
9.9. Staf spesialis lain
9.10. Staf lab
PANDUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang
Penilaian harus meliputi bukti pengetahuan utama dan keterampilan dalam
bidang-bidang berikut:
1.1. Jenis film dan karakternya – hitam dan putih/ warna, kepekaan cahaya,
misalnya kecepatan dan ruang gerak, persyaratan temperatur.
1.2. Perbedaan format film dan kegunaannya.
1.3. Prinsip penanganan film dan penyimpanannya.
1.4. Prosedur pengendalian stok, khususnya berkaitan dengan jenis-jenis
barang yang mudah rusak.
1.5. Efek cahaya pada film yang tidak ditayangkan dan yang ditayangkan.
1.6. Ragam peralatan kamera.
1.7. Kompatibilitas jenis film pada peralatan kamera.
1.8. Pengertian prinsip fotografi secara luas seperti penayangan, hubungan
tonal, sumber cahaya, keseimbangan dan warna temperatur dan
kompensasi.
1.9. Pengertian proses pengoperasian lab secara luas.
1.10. Prinsip pengaturan waktu dan koordinasi fungsi pekerjaan pada skedul
kerja yang ketat.
2. Konteks penilaian
2.1. Penilaian dapat terjadi pada pekerjaan, diluar pekerjaan atau campuran
keduanya. Tetapi, penilaian pada unit ini akan sangat efektif dilakukan
pada pekerjaan sebab adanya persyaratan lingkungan kerja yang
spesifik.
2.2. Penilaian diluar kerja harus dilakukan pada lingkungan kerja yang
mendekati tempat kerja yang disimulasikan mendekati tempat kerja.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 7
2.3. Metode penilaian harus meliputi pengamatan kemampuan selama
praktek demo. Pengamatan langsung memerlukan kejadian lebih dari
satu untuk menetapkan konsistensi kemampuan. Serangkaian metode
untuk mengakses penerapan pengetahuan pendukung utama harus
menyokong dan mungkin meliputi :
2.3.1. Contoh kerja atau kegiatan kerja yang disimulasikan
2.3.2. Pertanyaan lesan/wawancara
2.3.3. Proyek/laporan/buku catatan kemajuan
2.3.4. Laporan pihak ketiga dan prestasi otentik sebelumnya
2.3.5. Bukti penilaian
3. Aspek penting penilaian
Karena persyaratan utama dalam koordinasi stok video adalah koordinasi
dokumen, penilaian seharusnya memberi perhatian pada produksi serangkaian
dokumen yang relevan yang meliputi :
3.1. Pemberian label kaleng film yang ditayangkan Stok rekaman
3.2. Laporan klise gambar
3.3. Catatan manajemen produksi
3.4. Catatan stok
4. Kaitan dengan unit-unit lainnya
4.1 Keterkaitan unit kompetensi untuk penilaian akan bervariasi dengan
project atau scenario tertentu. Unit ini penting untuk suatu range
pelayanan teknologi Informasi dan oleh karena ituu harus dinilai secara
keseluruhan dengan unit technical/support.
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini
perlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra-kejuruan umum,
institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan
serangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bias terhadap sektor
tertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektor
tertentu/ khusus, pelatihan harus disesuaikan agar dapat memenuhi
kebutuhan sektor tersebut.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 8
Kompetensi Kunci
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

Jumat, 14 Maret 2008

My Cat

Rabu, 05 Maret 2008

Tugas Bu Ari

PENGAMBILAN GAMBAR

1.FILM DOKUMENTER

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh "The Moviegoer", nama samaran John Grierson, di New York Sun pada 8 Februari 1926.

Di Perancis istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.

2.KOMERSIAL(IKLAN)

Pada iklan yang komersial, iklan tersebut berfungsi sebagai penarik perhatian khalayak yang mempengaruhi mereka untuk membeli produk tersebut. Hampir sama dengan iklan komersial, iklan non-komersial juga berfungsi untuk menarik perhatian khalayak supaya menggunakan atau melakukan apa yang ada dalam iklan tersebut.

3.VIDEO MUSIK

Video musik adalah sebuah film pendek atau video yang mengambil latar belakang musik, biasanya sebuah lagu. Umumnya, lagu yang dibuatkan video musik merupakan singel dan dibuat untuk tujuan komersial.

4.JENIS PRODUKSI TELEVISI

a.Musik
Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

  • Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya
  • Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

b.Drama

Drama (Yunani Kuno δρᾶμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".

Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera (lihat melodrama).

c.Variety Show

A variety show or variety entertainment is an entertainment made up of a variety of acts, especially musical performances and comedy skits, and normally introduced by a compère or host.

d.Olahraga

Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani (misalkan catur).

5.PRODUKSI TELEVISI LANGSUNG,TUNDA,ATAU ULANG

6.FEATURE FILM

Rangkaian tayangan visual yang menggambarkan bagian dari naskah/cerita film

7.FILM PENDEK

Film yang pendek artinya memiliki waktu yang singkat

8.PRODUKSI ANIMASI

Bagian yang memiliki tugas membuat, mngolah, dan memperbanyak animasi(gambar bergerak 2D/3D)

9.PERISTIWA ATAU FILM YANG DITAMPILKAN



Jumat, 22 Februari 2008

tugas ke-2


Keterangan:Digital Camera Battery for Fujifilm NP-60
- Replaces CASIO: NP-30,NP-30DBA, Fujifilm: NP-60, KODAK: KLIC-5000
OLYMPUS: LI-20B, PANASONIC: CGA-S301, VW-VBA10,CGA-S302A, CGA-S302A/1B,
CGA-S302E/1B, VW-VBA20, VW-VBA21 RICOH: DB-40, SAMSUNG: SLB-1037, TOSHIBA: PDR-BT3, HP: L1812A, Photosmart R07, A1812A, L1812B, Photosmart R07, Q2232-80001, PENTAX:D-LI2, Creative: NP-60, SPEED SV-180, CAMCORDER Hanstar HS-PMP370, CAMCORDER SPEED DX-7 , CAMCORDER SPEED DX-7 , CAMCORDER SPEED DIGI-X , CAMCORDER GENIUS DV-610 , CAMCORDER SPEED DX5 , CAMCORDER SPEED SV800 Lithium-Ion Battery Pack.

Jumat, 15 Februari 2008

Tugas Pak Moko


General
Product Type Camcorder
Enclosure Color Black
Effective Sensor Resolution 3.8 megapixels
Total Pixels 4.1 megapixels
Progressive scan Yes
Optical Sensor Size 1/3 in
Optical Sensor Type 3CCD
Min Illumination 3 lux
Analog Video Format NTSC
Image Stabilizer Optical
PCM Digital Sound 16bit (48KHz / 2 channels), 12bit (32KHz / 2 channels)
Digital Scene Transition Black fader, White fader
Min Shutter Speed 1/24 sec
Max Shutter Speed 1/2000 sec
Shooting Modes Normal movie mode
White Balance Custom, Presets, Automatic
White Balance Presets Indoor, Outdoor
Exposure Modes Manual, Program, Automatic, Shutter-priority, Aperture-priority
Camera Flash None
Widescreen Video Capture Yes