CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Kamis, 24 Juli 2008

PROSES ALIR KERJA PEMANCAR TV

TELEVISI


Istilah "television" merupakan gabungan dari dua kata, "tele" dan "vision". Dalam bahasa Yunani "tele" artinya jauh (far) dan "vision" artinya melihat (to see). Jadi "television" dapat diartikan "melihat dari jauh" (seeing from a distance). Dalam bahasa teknologi informasi, television sel
anjutnya kita sebut televisi - artinya "sistem pengiriman/ penerimaaan gambar bergerak". Dalam televisi, seperti halnya radio sinyal gambar (video) dipancarkan ke udara dalam bentuk gelombang elektromagnet (Gb 1). Namun demikian ada perbedaan mendasar antara televisi dengan radio. Dalam sistem radio getaran bunyi / suara diubah ke dalam bentuk signal-signal listrik dan pada penerima diubah ke dalam bentuk gerakan mekanis oleh loudspeaker sehingga dapat didengar.

Pada sistem televisi terang gelapnya gambar diuabah ke dalam bentuk signal-signal listrik dan pada penerima diubah dke dalam bentuk berkas cahaya sehingga dapat dilihat.

Sistem pengiriman/ penerimaan

Pada sistem radio kita hanya berurusan dengan satu sinyal yaitu sinyal audio berupa percakapan, musik dan bunyi-bunyi lainnya. Sedangkan pada sistem televisi situasinya lebih "rumit". Untuk memancarkan sinyal gambar (video) dan sinyal suara (audio) dalam waktu bersamaan (synchronize) dibutuhkan sejumlah sinyal terpisah.

Diagram sistem televisi secara sederhana tampak pada Gb 2. Gambar (image) ditangkap oleh camera dan diubah ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik mengikuti terang-gelapnya gambar. Informasi gambar yang telah diubah tadi selanjutnya dipancarkan.

Pada penerima sinyal gambar diperkuat dan disinkronkan sehingga reproduksi gambar aslinya dapat diproyeksikan dan dilihat pada layar tabung gambar (CRT).

Pada gambar, seksi suara (audio) tidak disertakan untuk penyederhanaan

Scanning (Penyapuan)

Dalam sistem televisi gambar ditransmisikan dengan metoda scanning sebagai berikut. Di dalam camera gambar difokuskan pada suatu bidang peka chaya. Bayangan gambar ini mengakibatkan timbulnya muatan listrik sesuai terang-gelapnya gambar. Pola muatan listrik ini discan oleh suatu berkas elektron yang bergerak horisontal dan vertikal dalam frekuensi tertentu oleh sinc generator (Gb.2). Indonesia menggunakan standar frekuensi horisontal 15750 sapuan (lines) /detik, frekuensi vertikal 50 gambar (frames)/detik.

Ketika berkas elektron menscan bagian terang gambar sejumlah arus listrik mengalir melalui output camera. Ketika berkas elektron menscan bagian gambar yang kurang terang, hanya sedikit arus listrik yang timbul. Dan ketika berkas elektron menscan bagian gelap gambar, tidak ada arus listrik yang mengalir (Gb.3).


Gambar televisi (television picture)

Pada dasarnya televisi adalah suatu sistem reproduksi gambar diam (still picture). Namun gambar-gambar itu disajikan secara cepat dan berurut (sequential) maka gambar itu seolah hidup. Jadi televisi adalah ilusi.


Suatu gambar, apakah gambar dari koran, majalah, buku dsb. Jika diperbesar (dimensi-nya) akan tampak seperti sekumpulan titik-titik (dots). Semakin diperbesar semakin lebar jarak antar titik satu dengan lainnya. Dalam sistem televisi titik-titik itu, setelah diubah dalam bentuk sinyal-sinyal listrik, dipancarkan sat per satu sampai selesai satu gambar. Gambar berikutnya dipancarkan dengan cara yang sama. Pada penerima titik-titik itu disusun kembali seperti gambar aslinya.

Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa semakin besar ukuran layar televisi semakin menurun ketajamannya.

Proses pewarnaan

Camera televisi berwarna mempunyai tiga tabung (tube) masing-masing untuk warna merah, hijau dan biru. Begitu pula layar tabung warna mempunyai ribuan phospor warna merah, hijau dan biru untuk mereproduksi warna merah, hijau, biru dan warna-warna lain hasil kombinasi ketiga warna tadi. Hasilnya kita dapat melihat gambar berwarna yang sama seperti yang ditangkap oleh camera.





Pad
a tabung gambar terdapat tiga penembak elektron masing-masing untuk phospor merah, hijau dan biru. Jika elektron yang ditembakkan menumbuk phospor bersangkutan maka phospor itu akan be rpendar (bercahaya). Untuk menjamin tiap penembak hanya menembak pada satu phospor warna maka sebelum layar dipasang kisi berlubang. Dengan penyetelan yang benar maka penembak merah hanya menembak warnanya masing-masing.


Penerima TV berwarna (color receiver)

Gambar di samping menunjukkan blok diagram pesawat penerima televisi berwana (color receiver). Kotak-kotak abu-abu adalah diagram penerima televisi monocrome / hitam-putih. Sedangkan kotak-kotak putih adalah circuit pewarna. Oleh sebab itu ada yang menamai tv berwarna dengan "televisi yang diwarnai" karena circuit utamanya adalah hitam-putih. Circuit pewarna hanya bekerja/aktif jika ada sinyal warna yang dikirim dari pemancar televisi. Tanpa ada informasi warna gambar yang muncul berupa hitam-putih /monocrome.

Dengan memahami blok diagram ini maka kita dapat melokalisir kerusakan yang terjadi. Misalnya jika gangguan terjadi pada susunan warna maka kerusakan terjadi pada circuit pewarna. Apabila gangguan terjadi pada bentuk atau susunan gambar maka kerusakan terjadi pada circuit hitam-putih.

Antena

Secara sederhana antena adalah seutas kawat atau konduktor yang dapat menyerap listrik induksi dari gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari stasiun televisi. Untuk memperoleh sinyal yang kuat diperlukan antena yang tepat. Namun kita tidak perlu menghitung-hitung berapa panjang antena yang tepat sebab mudah diperoleh di pasaran dengan harga bervariasi sesuai kwalitas antena bersangakutan.

Pesawat penerima televisi membutuhkan antena yang baik agar reproduksi gambar yang dihasilkan jelas, bersih tanpa bintik-bintik maupun bayangan (ghost) . Selain itu cara menempatkan antena juga berpengaruh terhadap kwalitas penerimaaan. Dalam praktik tempatkan antena setinggi mungkin jika jarak antara stasiun TV dengan pesawat penerima relatif jauh, misalnya stasiun TV berada di Jakarta sedang pesawat penerima berada di Sukabumi.

Bayangan gambar (ghosts)

Sepertti halnya gelombang bunyi, gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari stasiun TV juga bersifat dapat dipantulkan benda-benda padat seperti logam, batu, tembok, batang pohon dan jenis benda padat lainnya. Bila pesawat penerima TV berada di lingkungan gedung-gedung tinggi maka gelombang TV yang dipantulkan oleh tembok-tembok gedung itu akan diterima pula oleh pesawat penerima TV itu disamping gelombang aslinya.

Antena TV di rumah menerima dua sinyal masing-masing siny al asl i AC dan s inyal pantul ABC. Karena sinyal pantul ABC lebih panjang dari sinyal asli maka sinyal pantul data ng setelah sinyal asli. Akibatnya gambar yang terlihat pada layar TV menjad i berbayang

(ghosts). Biasanya berada di sebelah kanan gambar asli. Untuk menghilangkan gangguan itu putar-putarlah antena sampai bayangannya hilang.

Tata letak televisi (placement)

Kenyamanan menonton tayangan televisi sudah barang tentu tergantung pada banyak hal seperti kualitas TV itu sendiri, ukurannya, dan cara meletakkannya di dalam rumah. Cara meletakkan TV di dalam rumah juga dipengaruhi beberapa faktor seperti ukuran kamar/ruang, susunan lampu penerangan, fasilitas anterna.

Di bawah ini ada beberapa pedoman :

  • Hindari layar televisi dari cahaya langsung seperti cahaya matahari dari jendela
  • Hindari menonton televisi dalam ruang temaram.
  • Hindari menonton televisi pada jarak yang terlalu dekat. Jarak aman sekitar 7 x ukuran layar.
  • Untuk ukuran kamar 3 x 3 M televisi 14 inc sudah cukup

Pedoman di atas selain untuk kenyamanan juga untuk menghindari akibat buruk
pengaruh radiasi yang dikeluarkan oleh tabung gambar.

Merk (brand)

Sejak ditemukannya sampai hari ini teknologi TV terus berkembang dari tahun ke tahun. Para produsen berlomba melakukan berbagai inovasi untuk masing-masing produknya bagi kepuasan konsumen. Namun secara umum inovasi yang diterapkan tidak jauh berbeda antara satu merk dengan merk lainnya karena hukum dagang tetap berlaku, artinya barang bagus duitnyapun "bagus". Jadi sesuaikan selera dengan isi kantong.

Ada banyak merk televisi yang sudah begitu familiar bagi konsumen Indonesia, namun tak sedikit merk-merk baru yang beredar di pasaran dengan penawaran harga yang cukup murah. "Teliti sebelum membeli" barangkali cara ampuh ketika anda menghadapi berbagai pilihan. Untuk merk baru misalnya, yakini jaminan purna jualnya ( aftersales) benar-benar "terjamin" bukan sekedar trik , sehingga ketika tv anda rusak anda tahu kemana anda harus mengadu.


Dikutip dari: e-dukasi.net

0 komentar: